Senin, 02 Juni 2008

KOMENTAR MK ANTROPOLOGI

Menulis Manusia Prasejarah

By RUMADI on Jun 10, 2008 | Reply
Menulis.boro-boro menulis membaca aj masih males,gimana mau menulis.

Menulis Manusia Purbakala

By Rumadi on Jun 10, 2008 | Reply
manusia purbakala manusia yang ngga mampu menulis.jaman sekarang juga banyak yamg tergolong dalam manusia purbakala.


Unsur-unsur kebudayan

By Rumadi on Apr 14, 2008 Reply
Ass.wr.wbWujud sistem budaya dari suatu unsur kebudayaan universal berupa adat, adat dan pada tahap pertamanya adat dapat diperinci kedalam beberapa kompleks budaya, tiap kompleks budaya dapat diperinci lebih lanjut ke dalam beberapa tema budaya dan pada akhirnya pada tahap ketiga tema budaya dapat diperinci kedalam gagasan.Dengan itu sistem sosial dari unsur kebudayaan univrsal yang berupa aktifitas-aktifitas sosial dapat kita perinci pada tahap prtamanya kedalam kompleks sosial, tiap kompleks sosial dapat diperinci lebih khusus kedalam berbagai pola sosial.

Inovasi

By rumadi on Apr 9, 2008 Reply
inovasi ataupun perubahan adalah hal yang pasti terjadi dalam kehidupan manusia,dalam upaya manusia mencapai sesuatu yang lebih baik dalam kehidupannya.

Asimilasi

By Rumadi on Apr 1, 2008 Reply
ass,wr,wb
Menurut saya memang benar dan sangat tepat bila asimilasi itu banyak sekali terinspirasi dari Indonesia karena banyaknya ragam dan macam kebudayaan yang bisa dijadikan panutan dan tambahan bagi negeri lain.sukses buat Indonesia.
Wss,wr,wb

Akulturasi

By Rumadi on Apr 1, 2008 Reply
Dari tulisan Ewa saya dapat mengambil suatu hal yang mana proses akulturasi ini tak lepas dari proses pergaulan dari berbagai hal.bahkan yang tanpa kita sadari pun kita telah melakukan akulturasi,tetapi kebanyakan adalah hal yang salah yang kita ambil.terima kasih Ewa buat semua inspirasinya.

Penyebaran unssur-unsur kebudayaan

By Rumadi on Mar 16, 2008 Reply
Ass.
Budaya menurut saya sangat banyak sekali. Apalagi kebanyakan buruk dan itu tidak pernah mau di perbaiki padahal sudah nyata bahwa itu salah tetapi masih saja dilestarikan. Tapi memang itulah manusia susah untuk berubah. Terima kasih Pak.
Wss.

Kepribadian pengantar popular

By rumadi on Mar 8, 2008 Reply
Ass.Kepribadian adalah sosok dalam diri manusia yang dikontrol oleh dirinya sendiri. Kepribadian manusia dibentuk sejak dari kecil, bisa dari keluarga, pergaulan, atau lingkungannya.

Proses belajar kebudayaan

By Rumadi on Mar 3, 2008 Reply
Ass….
Dalam postingan Ewa diatas saya berkesimpulan bahwa kebudayaan itu merupakan hasil pemikiran dan aktifitas manusia. tetapi baik buruknya tidak menjadi soal karena kebudayaan selalu diturunkan secara turun temurun tanpa peduli apa itu benar atau salah.
wassalam…..

kebudayaan korupsi

By Rumadi on Feb 27, 2008 Reply
ass…Menurut saya dari isi tulisan ewa banyak menggambarkan secara gamblang tentang kebiasaan buruk dari bangsa ini yang ada dan terjadi secara turun temurun…..wss….

APAKAH BENAR 20 MEI HARI KEBANGKITAN NASIONAL?

Kelahiran organisasi Boedhi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 sesungguhnya amat tidak patut dan tidak pantas diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, karena organisasi ini mendukung penjajahan Belanda, sama sekali tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, a-nasionalis, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya merupakan anggota Freemasonry Belanda (Vritmejselareen).
Dipilihnya tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, sesungguhnya merupakan suatu penghinaan terhadap esensi perjuangan merebut kemerdekaan yang diawali oleh tokoh-tokoh Islam yang dilakukan oleh para penguasa sekular.
Karena organisasi Syarikat Islam (SI) yang lahir terlebih dahulu dari Boedhi Oetomo (BO), yakni pada tahun 1905, yang jelas-jelas bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda, dan mencita-citakan Indonesia merdeka, tidak dijadikan tonggak kebangkitan nasional.Mengapa BO yang terang-terangan antek penjajah Belanda, mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia, a-nasionalis, tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, dan anti-agama malah dianggap sebagai tonggak kebangkitan bangsa? Ini jelas kesalahan yang teramat nyata.
Anehnya, hal ini sama sekali tidak dikritisi oleh tokoh-tokoh Islam kita. Bahkan secara menyedihkan ada sejumlah tokoh Islam dan para Ustadz selebritis yang ikut-ikutan merayakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei di berbagai event.
Mereka ini sebenarnya telah melakukan sesuatu tanpa memahami esensi di balik hal yang dilakukannya. Rasulullah SAW telah mewajibkan umatnya untuk bersikap: “Ilmu qabla amal” (Ilmu sebelum mengamalkan), yang berarti umat Islam wajib mengetahui duduk-perkara sesuatu hal secara benar sebelum mengerjakannya.Bahkan Sayyid Quthb di dalam karyanya “Tafsir Baru Atas Realitas” (1996) menyatakan orang-orang yang mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan yang cukup adalah sama dengan orang-orang jahiliyah, walau orang itu mungkin seorang ustadz bahkan profesor.
Jangan sampai kita “Fa Innahu Minhum” (kita menjadi golongan mereka) terhadap kejahiliyahan.Agar kita tidak terperosok berkali-kali ke dalam lubang yang sama, sesuatu yang bahkan tidak pernah dilakukan seekor keledai sekali pun, ada baiknya kita memahami siapa sebenarnya Boedhi Oetomo itu.
Pendukung Penjajahan BelandaDalam sebuah buku berjudul “Syarikat Islam Bukan Budi Utomo: Meluruskan Sejarah Pergerakan Bangsa” “BO tidak memiliki andil sedikit pun untuk perjuangan kemerdekan, karena mereka para pegawai negeri yang digaji Belanda untuk mempertahankan penjajahan yang dilakukan tuannya atas Indonesia. Dan BO tidak pula turut serta mengantarkan bangsa ini ke pintu gerbang kemedekaan, karena telah bubar pada tahun 1935. BO adalah organisasi sempit, lokal dan etnis, di mana hanya orang Jawa dan Madura elit yang boleh menjadi anggotanya.
Orang Betawi saja tidak boleh menjadi anggotanya, ” BO didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa para mahasiswa kedokteran STOVIA, Soetomo dan kawan-kawan. Perkumpulan ini dipimpin oleh para ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap pemerintah kolonial Belanda. BO pertama kali diketuai oleh Raden T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar kepercayaan Belanda, yang memimpin hingga tahun 1911.
Kemudian dia diganti oleh Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji oleh Belanda dan sangat setia dan patuh pada induk semangnya.Di dalam rapat-rapat perkumpulan dan bahkan di dalam penyusunan anggaran dasar organisasi, BO menggunakan bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia. “Tidak pernah sekali pun rapat BO membahas tentang kesadaran berbangsa dan bernegara yang merdeka.
Mereka ini hanya membahas bagaimana memperbaiki taraf hidup orang-orang Jawa dan Madura di bawah pemerintahan Ratu Belanda, memperbaiki nasib golongannya sendiri, dan menjelek-jelekkan Islam yang dianggapnya sebagai batu sandungan bagi upaya mereka, ” Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar BO tertulis “Tujuan organisasi untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis. ” I
nilah tujuan BO, bersifat Jawa-Madura sentris, sama sekali bukan kebangsaan.Noto Soeroto, salah seorang tokoh BO, di dalam satu pidatonya tentang Gedachten van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging berkata: “Agama Islam merupakan batu karang yang sangat berbahaya… Sebab itu soal agama harus disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang kesulitan. ”
Sebuah artikel di “Suara Umum”, sebuah media massa milik BO di bawah asuhan Dr. Soetomo terbitan Surabaya “Al-Lisan” terdapat tulisan yang antara lain berbunyi, “Digul lebih utama daripada Makkah”, “Buanglah Ka’bah dan jadikanlah Demak itu Kamu Punya Kiblat!” Karena sifatnya yang tunduk pada pemerintahan kolonial Belanda, maka tidak ada satu pun anggota BO yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda.
Arah perjuangan BO yang sama sekali tidak berasas kebangsaan, melainkan chauvinisme sempit sebatas memperjuangkan Jawa dan Madura saja telah mengecewakan dua tokoh besar BO sendiri, yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya hengkang dari BO.Bukan itu saja, di belakang BO pun terdapat fakta yang mencengangkan. Ketua pertama BO yakni Raden Adipati Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, ternyata adalah seorang anggota Freemasonry. Dia aktif di Loge Mataram sejak tahun 1895.
Telah dipaparkan betapa organisasi Boedhi Oetomo (BO) sama sekali tidak pantas dijadikan tonggak kebangkitan nasional. Karena BO tidak pernah membahas kebangsaan dan nasionalisme, mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya ternyata anggota Freemasonry. Ini semua mengecewakan dua pendiri BO sendiri yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya akhirnya hengkang dari BO.
Tiga tahun sebelum BO dibentuk, Haji Samanhudi dan kawan-kawan mendirikan Syarikat Islam (SI, awalnya Syarikat Dagang Islam, SDI) di Solo pada tanggal 16 Oktober 1905. “Ini merupakan organisasi Islam yang terpanjang dan tertua umurnya dari semua organisasi massa di tanah air Indonesia, ” Berbeda dengan BO yang hanya memperjuangkan nasib orang Jawa dan Madura—juga hanya menerima keanggotaan orang Jawa dan Madura, sehingga para pengurusnya pun hanya terdiri dari orang-orang Jawa dan Madura—sifat SI lebih nasionalis.
Keanggotaan SI terbuka bagi semua rakyat Indonesia yang mayoritas Islam. Sebab itu, susunan para pengurusnya pun terdiri dari berbagai macam suku seperti: Haji Samanhudi dan HOS. Tjokroaminoto berasal dari Jawa Tengah dan Timur, Agus Salim dan Abdoel Moeis dari Sumatera Barat, dan AM. Sangaji dari Maluku.Guna mengetahui perbandingan antara kedua organisasi tersebut SI dan BO maka di bawah ini dipaparkan perbandingan antara keduanya:Tujuan:- SI bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya,- BO bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran Dasar BO Pasal 2).Sifat:- SI bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia,- BO besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura,Bahasa:- SI berbahasa Indonesia, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Indonesia,- BO berbahasa Belanda, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa BelandaSikap Terhadap Belanda:- SI bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda,- BO bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial Belanda,Sikap Terhadap Agama:- SI membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya,- BO bersikap anti Islam dan anti Arab (dibenarkna oleh sejarawan Hamid Algadrie dan Dr. Radjiman)Perjuangan Kemerdekaan:- SI memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan,- BO tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah membubarkan diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan,Korban Perjuangan:- Anggota SI berdesak-desakan masuk penjara, ditembak mati oleh Belanda, dan banyak anggotanya yang dibuang ke Digul, Irian Barat,- Anggota BO tidak ada satu pun yang masuk penjara, apalagi ditembak dan dibuang ke Digul,Kerakyatan:- SI bersifat kerakyatan dan kebangsaan,- BO bersifat feodal dan keningratan,Melawan Arus:- SI berjuang melawan arus penjajahan,- BO menurutkan kemauan arus penjajahan,Kelahiran:- SI (SDI) lahir 3 tahun sebelum BO yakni 16 Oktober 1905,- BO baru lahir pada 20 Mei 1908,
Seharusnya 16 OktoberHari Kebangkitan Nasional yang sejak tahun 1948 kadung diperingati setiap tanggal 20 Mei sepanjang tahun, seharusnya dihapus dan digantikan dengan tanggal 16 Oktober, hari berdirinya Syarikat Islam. Hari Kebangkitan Nasional Indonesia seharusnya diperingati tiap tanggal 16 Oktober, bukan 20 Mei.
Tidak ada alasan apa pun yang masuk akal dan logis untuk menolak hal ini.Jika kesalahan tersebut masih saja dilakukan, bahkan dilestarikan, maka saya khawatir bahwa jangan-jangan kesalahan tersebut disengaja. Saya juga khawatir, jangan-jangan kesengajaan tersebut dilakukan oleh para pejabat bangsa ini yang sesungguhnya anti Islam dan a-historis.Jika keledai saja tidak terperosok ke lubang yang sama hingga dua kali, maka sebagai bangsa yang besar, bangsa Indonesia seharusnya mulai hari ini juga menghapus tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan melingkari besar-besar tanggal 16 Oktober dengan spidol merah dengan catatan “Hari Kebangkitan Nasional”.

TATA USAHA FKIP

Dalam sebuah kampus atau suatu lembaga pendidikan itu selalu ada badan atau tempat untuk melayani siswa atau mahasiswa yang ingin mengurus keperluan administrasinya yang mana bila di kampus dalam sebuah universitas biasanya disebut dengan BAK atau Badan Administrasi Kemahasiswaan. Badan ini merupakan bagian tata usaha dari sebuah lembaga pendidikan yang berada dilingkungan kampus dalam sebuah fakultas. Dikampus FKIP juga memiliki badan ini yang juga mengurus masalah administrasi mahasiswa.
Badan tata usaha di FKIP ini mempunyai program kerja yang tidak jauh berbeda dengan yang ada di fakultas – fakultas lain, yaitu tetap mengutamakan urusan administrasi mahasiswa yang kuliah di fakultas itu. Tugas dan fungsinya sudah sangat jelas dipaparkan diatas. Karena FKIP telah berdiri lebih dari 20 tahun maka badan ini pula mungkin sudah berumur hampir menyamai umur FKIP dan telah mengalami banyak perubahan dan pergantian kepengurusan dari tahun ke tahun seiring berjalannya waktu. Dan apakah perubahan yang terjadi tersebut menuju kearah lebih baik atau malah sebaliknya .
Kenyataannya hasil kerja yang tertampak saat ini sangatlah jauh dari apa yang diharapkan mungkin bisa dibilang tidak memuaskan karena kebanyakan para pegawainya tidak profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai tata usaha, banyak urusan – urusan administrasi mahasiswa yang tidak selesai dengan baik malahan banyak yang terbengkalai padahal sudah mengeluarkan biaya untuk mengurus keperluan para mahasiswa tersangkut masalah administrasi.
Hal diatas di perkuat dengan survei yang dilakukan secara tidak langsung hanya dari obrolan dengan beberapa mahasiswa yang berkuliah di FKIP banyak sekali yang mengeluh dengan kinerja dari BAK ini. Padahal mereka itu sudah membayar sejumlah uang untuk membayar biaya mengurus keperluannya. Banyak pula yang mengeluhkan pelayanan yang tidak memuaskan dari pegawainya yang tidak ramah dalam melayani mahasiswanya dan sering menunjukkan ekspresi wajah yang tidak ramah, padahal yang mereka layani itu adalah mahasiswa yang memberi iuran tiap semester untuk menggajinya, dan bisa dibilang mahasiswa adalah raja, tapi menegapa mereka malah seenaknya saja dalam melakukan tugasnya, yang lebih gila lagi mereka menganggap bahwa mereka itu lebih hebat dari mahasiswa karena menikmati fasislitas vip yang disediakan oleh fakultas, mereka mendapatkan makanan yang iuran anggarannya diambil dari kami- kami ini sebagai mahasiswa yang tiap semester membayar, tetapi malah bukannya berterima kasih atas biaya yang kami keluarkan, mlah mereka seenaknya memperlakukan kami bila kami meminta tolong kepada mereka.
Sebenarnya kami ini tidak minta lebih dari BAK, yang kami minta hanya kelancaran dan kemudahan kami dalam mengurus keperluan kami menyangkut urusan administrasi, dan pelayanan yang baik tanpa harus ada rasa dongkol di hati kami, kan bila kami lancar , pasti tidak ada masalah bukan …. ?

ORGANISASI SOSIAL

Organisasi sosial adalah perkumpulan yang di bentuk oleh masyarakat,baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana dan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan Bangsa dan Negara.sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.unsur-unsur khusus dalam organisasi sosial adalah dalam tiap masyarakat, kehidupan masyarakat di organisasi dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam linkungan dimana ia hidup dan bergaul dari hari ke hari. kesatuan sosial yang paling dekat dan mesra adalah kesatuan kekerabatannya, yaitu keluarga inti yang dekat,dan kaum kerabat yang lain, kemudian ada kesatuan kesatuan di luar kaum kerabat, tetapi masih dalam lingkungan komunitas. karena tiap masyarakat manusia,dan juga masyarakat desa, terbagi ke dalam lapisan-lapisan, maka tiap orang yang di luar kaum kerabat nya menghadapi lingkungan orang orang yang lebih tinggi dari padanya,tetapi juga orang orang yang sama tingkatnya.sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial,sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial masyarakat yang bersangkutan .kekerabatan adalah unit sosial yang terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek, dan seterusnya. sistem kekerabatan yang ada pada masyasrakat yang pengaruh industrialisi sudah masuk secara mendalam tampak bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang sebelumnya di anaggap penting dalam berbagai sektor kehidupan seseorang,biasanya mulai berkurang dan bersamaan dengan itu adat istiadat yang mengatur kehidupan kekerabatan sebagai kesatuan yang mulai mengendor,dalam kajian sosiologi antropolgi ada beberapa macam kelompok kekerabatan yang jumlahnya relatif kecil masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sebagai sebuah suku bangsa, bangsa banjar juga memepunyai sebuah sistem kekerabatan yang disebut dengan istilah bubuhan, bubuhan adalah merupakan kelompok kekerabatan ambilineal,seseorang menjadi anggota bubuhan bisa karena ia masih se keturunan dengan mereka,dari pihak ibu saja atau ayah saja maupun kedua duanya dan menetap dalam lingkungan masyarakat tersebut.seseorang dapat masuk menjadi warga kelompok apabila ia kawin dengan salah seorang warga dan menetap dalam lingkungan pemukiman mereka, di setiap kampung terdapat dua sampai tiga bubuhan yang mendiami tanah ulayat masing masing, bubuhan sangat kuat ikatan sosialnya dan berfungsi untuk memberikan perlindungan keamanan dan ekonomi bagi anggotanya. setiap bubuhan di pimpin oleh seorang warganya yang dianggap berwibawa dan memepunyai kelebihan menurut para pengikutnya.biasanya kepala bubuhan merangkap sebagai kepala kampung yang disebut pembakal yang bertanggung jawab langsung kepada sultan, dalam menjalankan tugasnya pembakal juga di bantu oleh penghulu yang merupakan jabatan keagamaan ditataran kampung yang mengurus segala masalah agama yang terjadi di kampung nya,ada juga tuan guru yaitu sebutan bagi orang yang ahli agama islam, biasanya ini gelar bagi seseorang yang ahli di bidang agama islam sebelum dia diangkat sebagai penghulu dan dapat dikatakan sebagai pemimpin masyarakat non formal.serta tatuha kampung yang sangat disegani masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pamerintahan pada masa kesultanan,dan mungkin juga rezim-rezim sebelumnya diatur secara hierarkis sebagai pemerintah bubuhan.peranan bubuhan ini sangat dominan pada zaman sultan sultan dan masih sangat kuat pada permulaan pemerintahan Hindia Belanda.jabatan kepala pemerintahan kampung tidak lagi ditentukan oleh keturunan, melainkan melalui pendidikan,saat ini dominasi bubuhan sebagai kelompok kekerabatan sudah sangat lemah,tetapi masih terasa dan sewaktu waktu masih muncul ke permukaan.
Dalam deskripsi deskripsi etnografi mengenai aneka warna suku bangsa di seluruh dunia ,para ahli antropologi juga banyak menaruh perhatian pada organisasi dan susunan masyarakat komunitas desa dan komunitas kecil.hal yang di perhatikan oleh para ahli adalah mengenai pembagian kerja ,berbagi aktifitas kerja sama,serta hubungan dan sikap antara pemimpin dan pengikut dalam komunitas.